Kata trawl
sendiri berasal dari bahasa Prancis troler
dan kata trailing
adalah dalam bahasa inggris, mempunyai arti yang
bersamaan, dapat diterjemahkan kedalam bahasa indonesia dengan kata tarik
ataupun mengelilingi sambil menarik.
Ada yang menerjemahkan trawl dengan jaring tarik, tetapi karena hampir semua jaring dalam operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik, maka agar tidak membingungkan dan selama belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwewenang, dalam uraian selanjutnya kita menggunakan kata trawl saja (Ayodhyoa, 1981).
Ada yang menerjemahkan trawl dengan jaring tarik, tetapi karena hampir semua jaring dalam operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik, maka agar tidak membingungkan dan selama belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwewenang, dalam uraian selanjutnya kita menggunakan kata trawl saja (Ayodhyoa, 1981).
4.1.
Pengertian Arad
Jaring
Arad merupakan salah satu alat tangkap yang termasuk di dalam klasifikasi
jaring trawl, karena ukurannya kecil sehingga
disebut juga mini trawl dan bekerjanya di
dasar perairan sama seperti trawl-trawl
yang lain sehingga disebut small bottom
trawl. Pengoperasian jaring arad ini dikhususkan untuk menangkap ikan
demersal, karena adanya sistem membuka dan menutupnya mulut jaring karena
adanya papan otter (otter board) yang dipasang pada
bagian depan ujung sayap (wing), otter trawl ini merupakan trawl dasar yang bagian mulutnya tidak
kaku karena tidak dipasang beam
(Ayodhya, 1981).
Menurut
H.R. Barus dan Subani Waluyo (1989), jaring arad adalah pukat kantong yang
secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag), badan atau perut (Body
or belly) dan sayap (wings).
Sedangkan Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (1991), menyatakan bahwa
jaring arad adalah jaring yang ditarik sepanjang dasar dengan menggunakan
perahu sehingga sangat efektif untuk menangkap ikan demersal, rajungan dan
udang.
Jaring
otter trawl (jaring arad) adalah
suatu alat yang termasuk ke dalam jenis boat
seine. Mengenai bentuk umum daripada jaring arad terdiri dari sepasang sayap
atau kaki yang berukuran panjang ± 20 – 30 meter, lebar bagian terujung adalah
1 meter (Mulyono, 1986).
Menurut
Akmal (1975), jaring arad adalah jaring yang terdiri dari bagian-bagian
kantong, sayap dan mulut dan dilengkapi dengan kayu (danleno) pada sayap tegak dan sebuah palang (beam) mendatar untuk membuat mulut jaring yang terbuka bila ditarik
sepanjang dasar perairan. Namun akhir-akhir ini nama arad juga berkembang
sejalan dengan perkembangan sejenis jaring pukat yang pengoperasiannya ditarik
(pukat tarik) dengan menggunakan perahu atau kapal di dasar perairan.
4.2.
Klasifikasi Arad
Klasifikasi
berdasarkan Ayodhyoa (1981), didasarkan letak jaring dalam air selama dilakukan
operasi penangkapan ikan dibedakan menjadi:
1.
Surface
trawl
(floating trawl), yaitu trawl yang dioperasikan pada permukaan
air. Jaring
ditujukan pada ikan-ikan yang beruaya pada permukaan air (surface water). Ikan yang beruya pada permukaan air termasuk
ikan-ikan yang good swimmer dengan
demikian, haruslah jaring ditarik dengan cepat, dan kecepatan tarik ini harus
lebih besar dari swimming speed yang
dipunyai ikan yang akan ditangkap.
2.
Mid
water trawl,
yaitu trawl yang dioperasikan antara
permukaan dan dasar perairan. Jaring ditarik pada depth (kedalaman) tetrtentu secara horizontal, pada kedalaman mana
diduga merupakan swimming layer dari
ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Untuk menjaga agar mulut jaring
tetap terbuka dan selalu berada dalam kedalaman yang dimaksud, selama masa
penarikan yang dilakukan dengan kecepatan tertentu, tentulah menghendaki
perhitungan-perhitungan yang rumit dan teliti.
3.
Bottom
trawl,
adalah jenis trawl yang dioperasikan
di dasar perairan. Jenis ini adalah jenis yang paling umum. Dengan trawl sering langsung diartikan bottom trawl. Jaring ini ditarik pada
dasar atau dekat dasar laut,dengan
demikian ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan dasar atau demersal fish.
Menurut Sudirman
(2004), Klasifikasi berdasarkan segi operasinya dikenal ada tiga jenis trawl, yaitu sebagai berikut:
1.
Set
trawl, yaitu trawl yang pada waktu operasinya ditarik pada sisi kapal.
2.
Stern
trawl, yaitu trawl yang ditarik pada bagian belakang kapal.
3.
Double
rig trawl, yaitu trawl yang ditarik melalui dua rigger
yang dipasang pada kedua lambung kapal.
Menurut A.Von Brandt (1984), jaring arad termasuk Dragged Gear, karena jaring arad
dioperasikan dengan cara dihela atau ikan ditarik dengan menggunakan kapal. Sedangkan jaring arad yang dioperasikan
pada dasar perairan jaring arad maka termasuk kedalam small bottom trawl.
4.3.
Metode dan Cara Pengoperasian Arad
4.3.1.
Metode dan Cara Pengoperasian Arad
Metode pengoperasian pada arad yaitu dengan
cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Pengoperasian pukat hela arad
dilakukan dengan menghela di belakang perahu yang sedang berjalan. Kelengkapan
pukat hela arad yang berupa papan rentang (otter board) digunakan sebagai alat pembuka mulut pukat.
Metode pengoperasian pukat hela dasar, baik
yang dilengkapi dengan papan rentang, palang atau gawang, maupun dengan dua
kapal sebagai alat pembuka mulut jaring dihela di belakang kapal, termasuk
arad. Posisi pukat menyapu dasar perairan (Mulyono,1986).
Cara
pengoperasian Arad adalah sebagai berikut:
1.
Menuju fishing ground (daerah penangkapan)
2.
Penurunan jaring atau setting, kecepatan perahu dikurangi,
melalui bagian kiri atau kanan samping kapal setting dimulai dengan penurunan
bagian kantong, badan, dan sayap. Setelah jaring berada di permukaan air,
jaring ditarik agar kedudukan kedua sayap sejajar. Lalu kedua papan otter diturunkan bersama dan dibiarkan
melayang di permukaan air sambil ditarik oleh kapal.
3.
Dragging
atau penghelaan jaring, jaring ditarik dengan kapal yang berjalan selama waktu
tertentu.
4.
Hauling
atau pengangkatan jaring, dimulai dari penarikan tali selambar, otter board, tali cabang, sayap badan
dan kantong.
5.
Penanganan hasil
tangkapan dengan membuka tali pengikat pada kantong lalu hasil tangkapan
dikeluarkan.
6.
Penataan kembali
bagian-bagian jaring untuk operasi
selanjutnya.
4.4. Kontruksi Arad
4.4.1.
Konstruksi Arad
Menurut
Mulyono (1986), adapun bagian-bagian
dari jaring arad antara lain terdiri dari:
1.
Sayap atau kaki jaring
(wing)
Merupakan bagian jaring
yang terpanjang yang terletak diujung depan dari jaring arad. Sayap jaring
terdiri dari sayap atas dan sayap bawah dan square (bagian jaring yang
terletak diatas mulut jaring yang menjorok ke depan).
2.
Badan jaring (body)
Bagian
jaring yang terletak antara bagian kantong dan bagian sayap jaring.
3.
Kantong (Square mesh)
Bagian jaring yang terpendek
dan terletak di ujung belakang dari jaring arad.
4.
Tali pemberat dan tali pelampung
Tali pemberat yang terdapat pemberat agar sayap tetap
terlentang.
Tali pelampung adalah tali yang terdapat pelampung untuk memberikan daya apung.
5.
Tali usus (ground rope)
Tali
untuk menggantungkan dan menghubungkan kedua sayap jaring bagian bawah melalui
mulut jaring bagian bawah.
6.
Tali selambar (warp rope)
Tali yang berfungsi
sebagai tali penarik.
7.
Tali guci
Tali yang menghubungkan
antara otter board dengan jaring arad.
8. Otter Board
Papan yang digunakan sebagai alat
pembuka mulut jaring.
Dari hasil
konstruksi alat tangkap jaring arad didapatkan bahwa tali pelampung arah
pilinannya berbentuk z, dengan panjang 11,26 m dan diameternya 1,1 cm. Jumlah pelampung
besar dan pelampung kecil adalah satu, dengan panjang 7 – 15 cm dan diameternya
15 – 17 cm dengan jenis bahan PVC. Tali pemberat arah pilinannya z, dengan
panjang 19,55 m dan diameternya 1,3 cm. Pemberat besar berjumlah 12 dengan
jenis bahan Pb atau timah, dengan panjang 6 cm dan berdiameter 3,5 cm.
Sedangkan pemberat kecil berjumlah 302, dengan panjang 3 cm dan berdiameter
1,75 cm. Bagian sayap pertama arah pilinannya z, jenis bahannya PE (Polyethylen),
jumlah mata vertikal 100 dan horizontal 75 dengan mesh size
4,015 cm.
Bagian badan terdiri dari badan 1 dengan panjang 86 cm, jenis bahan PE (Polyethylen),
jumlah mata vertikal 30, jumlah mata horizontal 220, mesh size
2,2 cm.
Badan 2 dengan panjang 171
cm,
jumlah mata vertikal 50 dan mesh
size
2,2. Badan 3 dengan panjang
157 cm, mesh
sizenya 2,0
cm.
Kantong (square mesh) berjenis bahan PE (Polyethylen),
mesh sizenya
2,8 cm. Tali usus (ground rope) dengan arah pilinan Z dan
panjang 9,15 m, diameternya 0,8 cm, berjenis bahan Pe (Polyethylen).
Tali guci dengan arah pilinan S, dan panjangnya 20,5 cm dengan diameternya 1
cm. Otter board (bukaan otter) dengan panjang 70
cm.
Tali selambar arah pilinannya Z dengan panjang 199,4 cm dan diameternya 1,5 cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar